Rabu, 04 Februari 2009

Nasihat, sebuah jalan kemuliaan

Seorang bijak yang sangat terkenal kebaikan serta kesederhanaannya, selalu berkeliling tempat untuk menemui cendekia pandai atau seorang petani sekalipun. Satu-satunya yang beliau mintakan pada orang-orang yang ditemuinya, hanyalah sebuah nasihat. Tidak jarang, beliau membayar mahal atau menukarnya dengan pekerjaan kasar, apapun nasihat yang diperolehnya. Bahkan dalam satu perjalanan yang dikisahkan para penyair, beliau membawakan sekarung bawaan dari seorang budak untuk ditukar dengan nasihat dari budak itu.


Sebuah nasihat tidak ternilai harganya

Seperti halnya udara yang kita hirup tiap hari, ketiadaan orang menghargainya bukan berarti rendahnya kegunaan . Karena bagi seorang yang sedang tenggelam, maka hirupan-hirupan udara yang tersenggal, dapat menentukan kapan kematian itu datang.

Bagi banyak pribadi yang tidak cermat mengenali kegunaan sebuah nasihat, maka kumpulan tebal buku berisi nasihat terbaik pun, tidak menarik perhatiannya. Tetapi bagi mereka yang mengenali dengan cermat pentingnya sebuah nasihat, maka jangankan sebuah buku; sepatah dua patah kata berhikmah, lebih berharga daripada sekantung berlian.

Itu-lah sebabnya, tidak ada sebuah cara yang baku untuk memberikan harga atas sebuah nasihat yang sama.

0 komentar: